Erti Bahagia
Tiada siapa yang akan memahami cerita ini.
Cerita hati ini.
Bukan aku menganggap cerita ini rumit.
Cumanya permasalahan hati memang begini.
Menagih kasih manusia, perhatian manusia,
Sememangnya tidak berkesudahan,
Daripada mengundang kemurkaan Penciptanya,
Lebih ku diam saja, menahan segala rasa,
Biarpun peritnya, Dia saja yang rasa.
Ibu,
Tidak pernah ku minta lebih,
Cumanya secebis bicara tuturmu yang lembut dan kasih,
Ayah,
Bukan wang, bukan jua hartamu ku dahagakan,
Cumanya perhatian dan masamu kami perlukan.
Kata Ustaz Saiful Islam,
Bahagia itu datang dari kita,
Jika kita mencari bahagia pada sebuah keluarga yang sempurna, lengkap,
Maka, kita psti gagal menemui erti bahagia pada sebuah keluarga bercerai-berai.
Ya, siapa kata lengkap itu bahagia?
Siapa juga kata bercerai itu derita?
Bahagia datang dari kita.
Kitalah yang mencipta bahagia.
Kerna tidak semua bahagia ada di tangan kita.
Tatkala, kita tidak berhadapan dengan pilihan,
Suka atau tidak, rempuh saja.
Lihat saja, saban hari,
Kesesakan jalan raya yang harus kita tempuhi,
Siapa suka pada traffc jam?
Tak, takkan ada yang suka,
Tapi, nak ke tak nak, kita harus juga tempuhi.
Stress atau tidak, bergantung pada macam mana kita hadapi traffic jam tu.
See? How our Small Little Voice is totally vital in our daily life.
Sebenarnya, itulah yang selalu bercakap dgn diri kita,, bukan orang-orang sekeliling kita.. :)
Saya, orangnya jiwa cukup sensitif, tak boleh tengok orang susah,
Tengok mak cik-mak cik, pakcik-pakcik tua yang masih kerja, rasa kasihann sangat,
Saya selalu doa untuk mereka, moga murah rezeki, hidup Allah berkati.
Jiwa saya cepat tersentuh, cepat luluh, menangis,
Dari dulu sampai sekarang, tiap kali, cuba menahan,
Ianya deras mengalir, umpama sungai mengalir,
Mungkin sebab tu, saya cukup terasa bila orang paling rapat dengan saya,
layan saya tak sebagaimana saya harapkan,
tak percayakan saya,
lebih membela orang lain drp memahami anak sendiri,
tak faham isi hati saya walau 9 bulan mengandungkan.
Tidak pernah terlintas mendurhakaimu,
Cukuplah kau tahu betapa aku mencintaimu,
Sehinggakan, aku sanggup mati untukmu,
Membelamu, walau halilintar datang bertamu,
Namun mungkin, itu kau tak tahu,
Kerna ku rasa kasihmu tidak seperti dulu,
Ku tahu kaulah satu-satunya ibu,
Justeru, lebih baik aku tunduk membisu.
Aku mungkin kurang ajar bagimu,
Namun mengertilah satu,
Aku hanya ingin kau tahu,
Betapa kau tidak seperti dulu.
Dulu, kita bagaikan teman,
Bicara apa saja, sepertinya gurauan,
Kini, hadirnya dia bagai halangan,
Seolahnya benteng kasihmu utkku kesampaian.
Maafkan seandainya, cintaku tidak sempurna,
Kerna tiada sesempurna cinta kepadaNya,
Bimbang waktuku tak berkesempatan,
Abadikan saja kerinduan pada kenangan.
Sedih memang sedih, tapi macam saya kata,
kasih manusia tu sementara, Allah jua Maha Kekal,
biarlah andai kasih itu bukan untuk saya,
saya redha dan pasrah,
namun, andainya menagih perhatian manusia tapi mengundang kemurkaan Allah...
baik , lupakan saja cerita itu
carilah kasih Allah, pasti kasih manusia kan dtang jua.. kan?
Kalau bukan diri sendiri bagi support, sape lagi? Heee~
WALLAHUALAM ;)
moody semalam :p
p/s: kena marah oleh mak, dan terasa sgt, sebab mak tk mcam dulu lagi. :(
Blog ini CUTE sgt! Acu tra tekan LIKE :D
Hakmilik HareittaNaz@2013
No comments:
Post a Comment